MATAINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Dunia kembali dikejutkan oleh aksi teror brutal. Penembakan massal yang menargetkan perayaan Hanukkah komunitas Yahudi di Pantai Bondi, Sydney, Minggu (14/12/2025), menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai puluhan lainnya. Kepolisian Negara Bagian New South Wales (NSW) secara resmi menyatakan insiden ini sebagai aksi terorisme terarah.
Kawasan wisata yang biasanya dipenuhi wisatawan berubah menjadi lokasi tragedi berdarah. Korban tewas berasal dari berbagai usia, mulai anak-anak berusia 10 tahun hingga lansia 87 tahun. Polisi mengonfirmasi 40 orang lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit, sebagian dalam kondisi kritis.
Dalam pernyataan resminya di platform X, Kepolisian NSW menyebutkan penyelidikan masih berlangsung dan informasi lanjutan akan segera disampaikan kepada publik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Informasi lebih lanjut akan segera disampaikan,” tulis Kepolisian New South Wales.
Serangan Teror Terarah ke Komunitas Yahudi
Perdana Menteri Negara Bagian NSW, Chris Minns, menyebut peristiwa ini sebagai serangan teror yang secara khusus menargetkan komunitas Yahudi di Sydney. Pernyataan ini mempertegas kekhawatiran global terhadap meningkatnya ancaman antisemitisme.
Kementerian Luar Negeri Israel turut mengonfirmasi bahwa seorang warga negara Israel termasuk dalam daftar korban tewas. Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menyatakan telah berbicara langsung dengan Menlu Australia Penny Wong, dan mendesak pemerintah Australia mengambil langkah yang lebih tegas dalam memerangi antisemitisme.
Pelaku Ayah dan Anak, Salah Satunya Tewas
Polisi mengungkap fakta mengejutkan lainnya. Dua pelaku penembakan merupakan ayah dan anak, masing-masing berusia 50 tahun dan 24 tahun. Kepala Kepolisian NSW, Mal Lanyon, memastikan tidak ada pelaku lain dalam serangan ini.
Pelaku berusia 50 tahun tewas di lokasi kejadian, sementara putranya kini dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis. Polisi juga mengungkap bahwa pelaku yang tewas memiliki enam izin kepemilikan senjata api yang sah, yang telah dikantongi selama sekitar 10 tahun. Seluruh senjata kini telah diamankan aparat.
Meski demikian, polisi menyebut belum menemukan indikasi kuat bahwa serangan ini direncanakan dalam jangka panjang, dan masih mendalami motif serta latar belakang pelaku. Dua lokasi di wilayah Campsie dan Bonnyrigg, pinggiran Sydney, telah digeledah untuk kepentingan penyelidikan.
Satu Aksi Berani Selamatkan Banyak Nyawa
Di tengah tragedi, muncul kisah heroik yang menggugah dunia. Seorang warga sipil tanpa perlindungan apa pun nekat melumpuhkan salah satu pelaku dan merebut senjatanya. Aksi itu terekam kamera dan viral di media sosial.
Pria tersebut diketahui bernama Ahmed al Ahmed (43), pemilik toko buah. Ia berlari mendekati pelaku bersenjata, menjatuhkannya, dan melucuti senapan—sebuah tindakan yang disebut Perdana Menteri NSW sebagai “pemandangan paling luar biasa” yang pernah ia saksikan.
“Ia mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan banyak orang. Dia adalah pahlawan sejati,” ujar Chris Minns.
“Saya tidak ragu, berkat keberaniannya, banyak orang masih hidup hingga malam ini.”
Ahmed sendiri terkena tembakan di lengan dan tangan dan harus menjalani operasi. Keluarganya menyebut kondisi Ahmed masih dalam pemantauan intensif.
“Dia pahlawan, 100 persen pahlawan,” kata Mustafa, sepupu Ahmed. “Kami hanya berharap dia segera pulih.”
Sebagai bentuk solidaritas, penggalangan dana daring untuk membantu pemulihan Ahmed langsung dibuka. Dalam hitungan jam, ratusan ribu dolar Australia terkumpul dari publik yang tersentuh oleh keberaniannya.
Tragedi di Pantai Bondi ini bukan sekadar luka bagi Australia, tetapi juga peringatan keras bagi dunia tentang bahaya ekstremisme, kebencian berbasis identitas, dan pentingnya kewaspadaan kolektif—serta bahwa di tengah kegelapan, keberanian satu orang bisa menyelamatkan banyak nyawa.












