Pegawai BPK Wilayah X Diminta Keluar dari Museum Keraton Surakarta, Ini Kronologinya

- Editorial Team

Minggu, 14 Desember 2025 - 11:17 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Prajurit Keraton Surakarta

Prajurit Keraton Surakarta

MATAINDONESIA.CO.ID, SOLO – Sejumlah pegawai Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X diminta meninggalkan Museum Keraton Surakarta pada Sabtu (13/12/2025) saat tengah menjalankan tugas. Peristiwa ini terjadi di tengah rencana pemasangan kamera pengawas (CCTV) dan penggantian gembok pintu-pintu Keraton Surakarta oleh kubu SISKS Pakubuwana XIV Purbaya.

Kejadian berlangsung ketika seluruh pimpinan Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta, yang merupakan pendukung SISKS Pakubuwana XIV Mangkubumi, sedang berada di Jakarta untuk memenuhi undangan Kementerian Kebudayaan.

Cucu SISKS Pakubuwana XIII, BRM Suryomulyo Saputro, yang berada di lokasi, menjelaskan bahwa peristiwa bermula dari pemasangan CCTV secara sepihak oleh pihak SISKS Pakubuwana XIV Purbaya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ada pemasangan CCTV sepihak di area Smorokoto, kemudian berlanjut ke museum dan depan pintu Kasentanan,” ujar Suryomulyo.

Tak lama berselang, dua putri SISKS Pakubuwana XIII, yakni GKR Panembahan Timoer Rumbai dan GKR Devi Lelyana Dewi, bersama belasan pendukung SISKS Pakubuwana XIV Purbaya, meminta pegawai BPK Wilayah X untuk keluar dari area Museum Keraton Surakarta.

Setelah area museum dinyatakan kosong, pihak SISKS Pakubuwana XIV Purbaya melakukan penggantian gembok di sejumlah pintu Keraton. Menurut Suryomulyo, gembok-gembok lama dipotong menggunakan alat gerinda dan diganti dengan gembok baru.

“Tiba-tiba diusir, dipaksa keluar dari museum, lalu digembok semua,” kata Suryomulyo.

Ia menyebut pengusiran hanya dialami pegawai BPK Wilayah X, sementara kerabat keraton dan abdi dalem masih diperbolehkan berada di dalam kompleks Keraton Surakarta.

Selain pintu museum, penggantian gembok juga dilakukan di Kori Kamandungan, pintu utama menuju kompleks Kedhaton.
“Dari museum, pindah ke pintu ini (Kori Kamandungan), diganti menggunakan gerinda,” jelasnya.

Suryomulyo menyayangkan insiden tersebut, terlebih Museum Keraton Surakarta saat ini tengah menjalani proses renovasi dan revitalisasi. Ia mengkhawatirkan penggunaan alat berat seperti gerinda berpotensi merusak pintu-pintu keraton yang berstatus sebagai benda cagar budaya.

Sementara itu, Juru Bicara SISKS Pakubuwana XIV Purbaya, KPA Singonagoro, membenarkan adanya penggantian gembok pintu-pintu Keraton. Menurutnya, setidaknya terdapat sekitar 10 pintu yang diganti gemboknya, termasuk pintu Kamandungan, Kasentanan, kantor Sasana Wilopo, Perpustakaan, Sasana Handrawina, dan Museum.

Namun demikian, Singonagoro membantah adanya pengusiran terhadap pegawai BPK Wilayah X.

“Tidak ada pengusiran. Kami hanya ingin mengganti kunci-kunci Keraton agar Babadan atau kabinet bentukan SISKS Pakubuwana XIV Purbaya bisa bekerja dengan baik. Bisa dilihat, orang-orang di sana masih ada,” ujarnya.

Hingga saat ini, peristiwa tersebut masih menjadi perhatian berbagai pihak, mengingat status Keraton Surakarta sebagai situs budaya dan cagar sejarah nasional.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Wagub Sulbar Apresiasi “Discover Nusantara: Colors of Unity West Sulawesi” Peran Badan Penghubung dan KKMSB dalam Promosi Daerah di Jakarta
Jelajahi Kekayaan Sulawesi Barat: Budaya, Kuliner, dan Seni Khas Mandar Hadir di “Discover Nusantara” Hotel Borobudur
Menag Nasaruddin; 1 Muharram adalah Momentum Spiritualitas dan Kesadaran Sosial yang Mengakar dalam Tradisi Islam
Presiden Prabowo Putuskan Sengketa, Empat Pulau Ditetapkan Sah Milik Provinsi Aceh
GAN meminta pemerintah pusat bersikap tegas dan segera menyelesaikan persoalan Konflik batas wilayah Aceh-Sumut melalui jalur konstitusional.
Wakil Ketua DPRD Majene Serukan Semangat Pengorbanan dan Kepedulian di Hari Raya Idul Adha 1446 H
Macron Akhiri Kunjungan Kenegaraan di Indonesia dengan Tinjauan ke Candi Borobudur: Simbol Peradaban dan Toleransi
“Merajut Silaturahmi, Memperkuat Identitas Sulbar di Tanah Rantau” Tema Halal Bi Halal KKMSB

Berita Terkait

Rabu, 17 Desember 2025 - 15:51 WITA

Roy Suryo Bongkar Dugaan Kejanggalan: Ijazah Jokowi Versi Polda Metro Disebut Berbeda

Rabu, 17 Desember 2025 - 15:24 WITA

Perpol Kapolri Picu Polemik: Polisi Aktif Dibuka Jalan Duduki Jabatan Sipil Meski Putusan MK Melarang

Rabu, 17 Desember 2025 - 13:15 WITA

Prabowo Perintahkan Audit Total Dana Desa, Tim Gabungan Langsung Menyisir Lapangan di Tengah Protes Kepala Desa

Selasa, 16 Desember 2025 - 23:14 WITA

Kemenkum Siapkan Enam Peraturan Pelaksana Jelang Berlaku KUHP dan KUHAP Baru 2026

Selasa, 16 Desember 2025 - 23:10 WITA

Diperiksa 8,5 Jam di KPK, Yaqut Cholil Qoumas Enggan Berkomentar soal Kasus Kuota Haji

Senin, 15 Desember 2025 - 11:51 WITA

KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau, Bayang-Bayang Skandal Pemerasan Pemprov Riau Kian Melebar

Minggu, 14 Desember 2025 - 11:55 WITA

Komisi XI DPR Dorong Kemenkeu Perkuat Pengawasan Ekspor Sawit Usai Temuan Under Invoicing Rp140 Miliar

Minggu, 14 Desember 2025 - 11:50 WITA

Pemerintah Pastikan Kayu Gelondongan di Pesisir Barat Lampung Tidak Terkait Banjir Bandang Sumatera

Berita Terbaru