MATAINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Partai Golkar, M. Sarmuji, menegaskan pentingnya kembali memahami akar pemikiran dan sejarah besar Partai Golkar dalam sambutannya pada acara Ngopi dan Diskusi Buku bertajuk “Golkar, Sejarah yang Hilang: Akar Pemikiran & Dinamika” yang digelar di Sekretariat DPP Partai Golkar, Senin (8/12). Acara ini turut dihadiri para tokoh Golkar, termasuk anggota DPR RI Dave Laksono dan Zulfikar Arse Sadikin.
Mengawali sambutannya, Sarmuji menyampaikan duka mendalam atas bencana yang melanda Sumatera Barat, Aceh, dan Sumatera Utara. Ia menegaskan bahwa Partai Golkar telah menurunkan bantuan sejak lebih dari sepekan lalu.
“Golkar merasa menjadi bagian dari masyarakat yang terdampak. Kami sudah mengirimkan tim besar dan mengumpulkan donasi signifikan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menanggapi kritik terkait bantuan Rp3 miliar yang diumumkan sebelumnya, Sarmuji menegaskan bahwa itu merupakan tahap pertama. Gelombang bantuan berikutnya, termasuk 50 relawan tambahan, telah diberangkatkan. Seluruh DPD Golkar di wilayah bencana, lanjutnya, telah diinstruksikan membuka posko dan memobilisasi dukungan kemanusiaan.
Memasuki agenda utama, Sarmuji menitikberatkan perlunya kader memahami alasan Golkar lahir serta tujuan besar yang hendak diwujudkan oleh para pendirinya. Tanpa pemahaman ini, ia menilai kader berpotensi kehilangan arah dan mudah terseret arus pragmatisme politik.
Ia menjelaskan bahwa Golkar pada awalnya dibangun oleh 97 organisasi fungsional non-politik, yang kemudian berkembang menjadi lebih dari 300 organisasi. Fondasi inilah yang membentuk tradisi Golkar sebagai partai yang menonjolkan meritokrasi, karya, dan kompetensi teknokratis.
“Kalau sekarang ada yang terlalu politis dalam Golkar, bisa jadi ia tidak memahami sejarahnya,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa hingga kini Golkar tetap dikenal sebagai partai dengan sumber daya manusia berkualitas, salah satu yang terbaik di Indonesia.
Acara diskusi turut menghadirkan sejarawan JJ Rizal, akademisi, profesor, serta para penulis yang memberikan catatan kritis terhadap karya David Riviere, penulis buku yang dibedah.
Sarmuji menyambut baik sudut pandang tersebut. Ia bahkan memilih duduk di antara peserta agar dapat lebih leluasa menyimak alur pemikiran yang dihadirkan.
“Saya ingin mendengar lebih banyak pandangan kritis itu agar kita tetap berada dalam koridor pemikiran mengenai alasan dan tujuan Golkar dilahirkan,” ujarnya.
Dengan memahami kembali sejarah dan nilai dasar Golkar, Sarmuji berharap para kader mampu menjaga orientasi partai, berpijak pada karya, dan tetap konsisten membawa manfaat bagi masyarakat.












