MATAINDONESIA.CO.ID, SIBOLGA – Situasi mencekam terjadi di Gudang Bulog Sarudik, Kota Sibolga, Sumatra Utara, ketika puluhan warga korban banjir dan longsor menerobos pagar gudang dan membawa keluar berkarung-karung beras serta minyak goreng. Aksi penjarahan ini terjadi di tengah kondisi wilayah yang terisolir dan keterlambatan distribusi logistik pascabencana.
Dalam video yang beredar luas, tampak warga berebut masuk ke halaman gudang. Anak-anak hingga orang dewasa terlihat memanggul karung beras yang diambil dari dalam fasilitas penyimpanan Bulog. Pemimpin Wilayah Bulog Sumatra Utara, Budi Cahyanto, membenarkan peristiwa tersebut.
Budi menjelaskan bahwa banjir dan longsor yang melanda Sibolga dan Tapanuli Tengah telah menimbulkan korban jiwa dan membuat banyak keluarga kehilangan tempat tinggal. Infrastruktur yang rusak—mulai dari jalan putus hingga material longsor yang menutup akses utama—memutus jalur distribusi logistik ke wilayah terdampak.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kondisi darurat ini membuat ketersediaan pangan menipis cepat, sementara bantuan belum bisa masuk secara optimal.
Menurut Budi, sejak awal aparat Polsek dan Koramil telah ditempatkan di area Gudang Bulog Sarudik. Namun pada saat kejadian, fokus aparat lebih tertuju pada upaya evakuasi korban dan penanganan pascabencana di beberapa titik kritis.
Seiring meningkatnya potensi kerawanan, pihak Bulog Sibolga telah meminta tambahan personel kepada Kodim dan Polresta. Koordinasi lanjutan juga dilakukan dengan Kodam dan Polda Sumut untuk percepatan pengamanan.
“Namun sebelum personel tambahan datang, massa tiba-tiba berkumpul, merobohkan pagar gerbang, merusak gembok, dan mengambil beras serta minyak goreng,” jelas Budi.
Aparat di lokasi disebut telah berupaya menghalau massa, tetapi situasi tidak terkendali karena masyarakat mengalami kelaparan dan krisis suplai pangan. Desakan kebutuhan dasar membuat kerumunan semakin sulit dihentikan.
Bulog menegaskan bahwa pihaknya memahami situasi psikologis masyarakat. “Kami memahami masyarakat sedang berada dalam situasi darurat akibat bencana yang memutus akses pangan,” kata Budi.
Saat ini Kanwil Bulog Sumut dan Bulog Sibolga masih melakukan pendataan jumlah beras dan minyak goreng yang diambil. Proses ini terkendala minimnya sinyal komunikasi di wilayah terdampak.
Tidak hanya di Gudang Bulog Sarudik Sibolga, situasi serupa juga terjadi di Tapanuli Tengah. Warga korban banjir dan longsor menjarah sejumlah minimarket karena bantuan belum mencapai wilayah mereka.
Keterlambatan distribusi ini dipengaruhi kondisi geografis yang terisolasi dan kerusakan infrastruktur parah yang menghambat mobilitas logistik.
Bulog Sumut menyatakan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, TNI, Polri, dan pihak terkait untuk memulihkan jalur distribusi bantuan dan menstabilkan situasi keamanan di wilayah terdampak.
“Kami meminta dukungan semua pihak agar penanganan pascakejadian ini dapat berjalan baik dan tepat sasaran demi masyarakat terdampak,” tutup Budi Cahyanto.












