MATAINDONESIA.CO.ID, WAJO — Sultan Tajang, anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, turun langsung ke Kelurahan Benteng, Kecamatan Pitumpanua, untuk meninjau dampak banjir dan luapan air pasang yang mengancam sekitar 250 hektare sawah milik warga. Kondisi ini membuat para petani menghadapi risiko gagal panen, yang bisa berakibat pada kerugian besar terhadap sumber mata pencaharian mereka.
“Kondisi ini sangat memprihatinkan. Petani di sini telah berjuang bertahun-tahun menghadapi ancaman banjir dan luapan air laut, namun belum ada solusi jangka panjang yang benar-benar efektif,” ujar Sultan Tajang saat berdialog dengan para petani, Senin (27/1/2025).
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Sultan untuk mendengar langsung keluhan masyarakat serta mencari langkah konkret dalam menyelesaikan permasalahan ini. Ia menekankan pentingnya kebijakan yang berpihak kepada petani, terutama dalam hal mitigasi bencana dan pembangunan infrastruktur pertanian yang lebih tangguh.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Persoalan banjir di Kelurahan Benteng bukanlah hal baru. Selama lebih dari satu dekade, masyarakat setempat harus menghadapi siklus tahunan yang menyebabkan kerusakan lahan pertanian mereka. Namun, hingga kini, solusi yang menyeluruh masih belum terealisasi. Petani berharap kehadiran Sultan Tajang dapat mendorong pemerintah untuk segera mengambil tindakan yang lebih konkret.
Dalam kunjungan tersebut, Sultan didampingi oleh OP BWPS Ponpengang Jeneberang, Lurah Benteng, Ketua Kelompok Tani, tokoh masyarakat, serta keluarga besar Roemah Djuang AIA Pitumpanua. Mereka bersama-sama berdiskusi untuk merumuskan langkah-langkah yang dapat membantu mengatasi permasalahan ini, termasuk kemungkinan intervensi pemerintah dan dukungan infrastruktur yang lebih baik guna mengantisipasi bencana serupa di masa depan.
“Kami berkomitmen untuk terus memperjuangkan kepentingan petani, baik dalam kebijakan di tingkat provinsi maupun upaya advokasi di tingkat nasional. Sektor pertanian adalah tulang punggung perekonomian masyarakat, sehingga harus ada solusi nyata agar mereka bisa bertani dengan aman dan produktif,” tegas Sultan.
Dengan situasi yang semakin mengkhawatirkan, masyarakat berharap langkah konkret segera diambil, termasuk pembangunan tanggul dan sistem irigasi yang lebih baik untuk mengendalikan banjir. Petani di Pitumpanua menanti kepastian dari pemerintah, agar mereka dapat kembali bekerja tanpa dihantui ancaman gagal panen akibat bencana yang berulang. (ki)