MATAINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) resmi melakukan rotasi besar-besaran dalam jajaran kepengurusan PBNU. Sejumlah posisi strategis di tubuh Tanfidziyah mengalami perombakan sebagai bagian dari penguatan manajemen organisasi.
Dalam keputusan yang diumumkan usai Rapat Tanfidziyah PBNU di Lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (28/11/2025), Gus Yahya menunjuk H Amin Said Husni sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU yang baru, menggantikan H Syaifullah Yusuf (Gus Ipul). Sementara posisi Bendahara Umum (Bendum), sebelumnya dipegang H Gudfan Arif, kini dipercayakan kepada H Sumantri. PBNU juga menetapkan KH Masyhuri Malik sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) yang baru.
“Maka rapat ini memutuskan rotasi jabatan di antara jajaran pengurus tanfidziyah,” kata Gus Yahya dalam keterangan resminya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rotasi Sesuai Konstitusi dan Peraturan Organisasi
Gus Yahya menegaskan bahwa rotasi ini sepenuhnya mengacu pada ketentuan resmi organisasi. Dasar keputusan diambil dari Anggaran Rumah Tangga (ART) NU Pasal 94, serta Peraturan Perkumpulan (Perkum) Nomor 10 Tahun 2025 Pasal 16–18, dan Perkum Nomor 13 Tahun 2025 Pasal 1 huruf D serta Pasal 10.
“Ini adalah rotasi yang kategorinya telah diatur oleh Peraturan Perkumpulan yang dihasilkan dari konferensi-konferensi besar, sebagai forum permusyawaratan tertinggi kedua setelah Muktamar,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa aturan-aturan tersebut memberikan ruang bagi PBNU untuk mengambil keputusan terkait pembagian tugas pengurus melalui mekanisme rotasi jabatan, berdasarkan asas kompartementasi manajemen organisasi.
“Hal-hal yang menyangkut Tanfidziyah diputuskan di tingkat Tanfidziyah,” tegasnya.
Alasan Pergantian: Minimnya Kehadiran dan Keterlibatan
Dalam keterangannya, Gus Yahya juga menjelaskan alasan di balik rotasi ini. Salah satunya adalah kesibukan Gus Ipul sebagai Menteri Sosial yang membuatnya tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai Sekjen secara optimal.
“Sudah setahun ini sejak beliau diangkat menjadi Mensos, tidak sempat menengok PBNU. Walaupun bisa koordinasi secara virtual, tapi karena tidak hadir secara fisik, ini menciptakan banyak kendala,” ujarnya.
Selain itu, menurut Gus Yahya, Bendahara Umum PBNU sebelumnya, H Gudfan Arif, juga tidak menunjukkan keterlibatan aktif dalam manajemen organisasi selama lebih dari dua bulan terakhir.
“Itu antara lain masalah-masalah besar,” tegasnya.
Rotasi kepengurusan ini dipandang sebagai langkah penting untuk memastikan roda organisasi PBNU berjalan efektif, responsif, dan sesuai dengan amanat konstitusi serta kebutuhan manajerial terkini. Dengan formasi baru ini, PBNU berharap dapat memperkuat program-program strategis, memperlancar koordinasi internal, dan meningkatkan kesiapan lembaga dalam menghadapi tantangan keumatan dan kebangsaan ke depan.












