MATAINDONESIA.CO.ID, TAPANULI TENGAH – 12 Desember 2025 – Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang meluluhlantakkan sebagian wilayah Sumatera, khususnya Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), menyisakan duka yang mendalam. Merespons kondisi darurat ini, Pengurus Cabang Tunas Indonesia Raya (TIDAR) Tapanuli Tengah yang dipimpin langsung oleh ketuanya, Yulinar Havsa Pasaribu (Yulinar), bergerak cepat menembus lokasi terdampak untuk menyalurkan bantuan logistik vital bagi para korban.
Operasi kemanusiaan ini bukan tanpa kendala. Akses jalan utama yang tertutup material longsor memaksa tim Tidar Tapanuli Tengah untuk memikul bantuan logistik dengan berjalan kaki, menembus lumpur setinggi lutut, dan melintasi sisa-sisa reruntuhan bangunan.
Yulinar Havsa Pasaribu menegaskan bahwa kesulitan medan tidak menyurutkan langkah timnya. Baginya, kehadiran fisik di lokasi bencana adalah pesan moral terkuat bagi para korban.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami menyaksikan sendiri bagaimana tanah kelahiran kami terluka parah. Aroma lumpur bercampur bau anyir masih menyengat, dan puing-puing rumah menjadi saksi bisu kehilangan yang dialami saudara-saudara kami. Di tenda pengungsian, kami mendengar tangisan ibu yang kehilangan anak dan tatapan kosong para ayah yang kehilangan tempat berteduh. Tidar Tapanuli Tengah hadir tidak hanya membawa logistik, tapi membawa hati dan bahu untuk bersandar,” ujar Yulinar di sela-sela penyaluran bantuan.

Dalam aksi peduli bencana ini, Tidar Tapanuli Tengah mendistribusikan ratusan paket bantuan yang difokuskan pada kebutuhan mendesak yang sulit didapatkan di lokasi terisolir, meliputi:
- Nutrisi Balita dan Anak: Susu formula, makanan bayi, dan biskuit, mengingat banyaknya anak-anak di tenda pengungsian yang rentan gizi buruk.
- Kebutuhan Dasar: Beras, air bersih, selimut tebal, dan pakaian layak pakai.
- Perlengkapan Medis Dasar: Obat-obatan P3K untuk penanganan luka ringan dan penyakit kulit akibat lumpur.
Tidak hanya menyerahkan barang, Yulinar dan tim juga meluangkan waktu berdialog dengan para korban dan relawan SAR yang masih berjuang mencari korban hilang di balik reruntuhan. Yulinar juga menyampaikan rasa simpati mendalam untuk wilayah lain yang terdampak serentak, seperti Aceh dan Sumatera Barat. Ia menyebut bencana ini sebagai “Ujian Persaudaraan” bagi masyarakat Sumatera.
“Bencana di Tapanuli Tengah, Aceh, dan Sumbar adalah satu nafas duka. Kami di Tidar Tapteng berkomitmen untuk terus mengawal proses ini, tidak hanya saat tanggap darurat, tetapi hingga fase pemulihan nanti. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk tidak membiarkan para korban berjuang sendirian dalam gelap dan dingin,” tambah Yulinar dengan tegas.
Aksi cepat tanggap ini menegaskan posisi Tidar Tapanuli Tengah sebagai organisasi kepemudaan yang responsif, empatik, dan turun tangan langsung dalam menghadapi krisis kemanusiaan di daerah.
Diakhir sesi Pengurus Tidar Tapanuli tengah melakukan foto Bersama dengan masyarakat yang terdampak banjir dan longsor.














