Ahli Hukum Pidana UGM: Barang Bukti yang Diperoleh secara Melanggar Prosedur Tidak Sah di Mata Hukum

- Editorial Team

Kamis, 5 Juni 2025 - 22:36 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ahli hukum pidana Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Fatahillah Akbar saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang dugaan suap dan perintangan penyidikan yang menjerat Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis

Ahli hukum pidana Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Fatahillah Akbar saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang dugaan suap dan perintangan penyidikan yang menjerat Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis

Jakarta – MataIndonesia. Pakar hukum pidana dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Fatahillah Akbar, menyatakan bahwa barang bukti yang diperoleh dengan cara yang melanggar hukum acara pidana tidak dapat digunakan untuk menjerat terdakwa di pengadilan. Penegasan ini disampaikan dalam sidang lanjutan perkara dugaan suap dan perintangan penyidikan yang menyeret nama Harun Masiku, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (5/6/2025).

Pernyataan Fatahillah muncul ketika dirinya memberikan keterangan sebagai ahli, menjawab pertanyaan dari pengacara Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, yaitu Febri Diansyah. Dalam sidang tersebut, Febri mempertanyakan validitas prosedur yang dilakukan oleh penyidik KPK dalam penanganan perkara.

Febri memulai dengan menyodorkan simulasi kasus terkait dugaan pelanggaran prinsip due process of law—yakni keadilan dalam proses hukum pidana—seperti tindakan penyidik yang disebut terburu-buru melimpahkan perkara ke kejaksaan meski permintaan pemeriksaan ahli belum dipenuhi.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menanggapi hal itu, Fatahillah merujuk pada Pasal 116 Ayat (4) KUHAP dan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 65/PUU-VIII/2010. Ia menjelaskan bahwa dalam proses penyidikan, aparat penegak hukum memang dihadapkan pada dua prinsip utama: due process of law dan crime control. Menurutnya, penyidik wajib menghormati hak tersangka, namun juga harus memastikan proses penegakan hukum berjalan efektif untuk mencegah kejahatan.

“Penilaian sah atau tidaknya alat bukti, termasuk keabsahan keterangan saksi, adalah wewenang majelis hakim,” ujarnya di hadapan persidangan.

Febri kemudian menguraikan sejumlah dugaan pelanggaran prosedur, termasuk penyadapan sebelum proses penyelidikan, penggunaan data call detail record (CDR) yang tidak melewati uji digital forensik, hingga tindakan penyelidik dan penyidik yang turut menjadi saksi fakta.

Menanggapi hal tersebut, Fatahillah menyatakan bahwa keabsahan alat bukti bergantung pada keberadaan justifikasi yang sah secara hukum. Tanpa adanya pembenaran hukum yang valid, maka bukti tersebut tidak bisa digunakan.

“Kalau tidak ada justifikasi dan terbukti melanggar hukum acara, menurut saya, alat bukti tersebut tidak sah dan tidak dapat digunakan dalam persidangan,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, tim hukum Hasto Kristiyanto mendalilkan adanya berbagai cacat prosedural dalam proses penyelidikan dan penyidikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), termasuk terkait penggeledahan, penyadapan, hingga penggunaan alat bukti elektronik.

Kasus ini menyoroti pentingnya akurasi dan kepatuhan terhadap prosedur hukum dalam proses peradilan, terutama dalam perkara yang menyangkut tokoh politik nasional.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Deklarasi di Shanghai, PB PORDI, KTC dan GP Ansor Bawa Domino Mendunia
Organisasi Pemuda Lintas Iman Apresiasi Respons Cepat Presiden Prabowo, Ansor Instruksikan Kader Jaga Kampung
“Tambahan Syarat Bupati Majene untuk Pengukuhan Kades Melampaui Kewenangan” Oleh Parman (Ketua Palpasi Majene)
Warga Gelar Aksi di KPK, Desak Penetapan Bupati Pati Sudewo sebagai Tersangka
Anggota DPR yang dinonaktifkan Partainya masih mendapat gaji, begini kata pakar …
Atribut HMI dan GMNI terlihat sore ini di depan DPR
Sekretaris Jenderal BPP KKMSB, Isra D Pramulya: Utamakan Perdamaian, Tolak Provokasi Anarkis, Jaga Persatuan Bangsa
Andi Muh. Riski AD Pemuda Pelopor Desa Sulawesi Barat yang punya semangat membangun Daerah mulai dari Desa

Berita Terkait

Senin, 29 September 2025 - 16:34 WITA

Deklarasi di Shanghai, PB PORDI, KTC dan GP Ansor Bawa Domino Mendunia

Selasa, 2 September 2025 - 06:04 WITA

Organisasi Pemuda Lintas Iman Apresiasi Respons Cepat Presiden Prabowo, Ansor Instruksikan Kader Jaga Kampung

Senin, 1 September 2025 - 13:24 WITA

“Tambahan Syarat Bupati Majene untuk Pengukuhan Kades Melampaui Kewenangan” Oleh Parman (Ketua Palpasi Majene)

Senin, 1 September 2025 - 13:08 WITA

Warga Gelar Aksi di KPK, Desak Penetapan Bupati Pati Sudewo sebagai Tersangka

Senin, 1 September 2025 - 13:00 WITA

Anggota DPR yang dinonaktifkan Partainya masih mendapat gaji, begini kata pakar …

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 06:53 WITA

Sekretaris Jenderal BPP KKMSB, Isra D Pramulya: Utamakan Perdamaian, Tolak Provokasi Anarkis, Jaga Persatuan Bangsa

Rabu, 27 Agustus 2025 - 17:32 WITA

Andi Muh. Riski AD Pemuda Pelopor Desa Sulawesi Barat yang punya semangat membangun Daerah mulai dari Desa

Rabu, 27 Agustus 2025 - 14:28 WITA

Jelajahi Kekayaan Sulawesi Barat: Budaya, Kuliner, dan Seni Khas Mandar Hadir di “Discover Nusantara” Hotel Borobudur

Berita Terbaru