Hardjuno Wiwoho: Saatnya Hukum Melawan Kepentingan Oligarki dalam Kasus Pagar Laut

- Editorial Team

Senin, 3 Februari 2025 - 09:08 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengamat Hukum dan Pembangunan, Hardjuno Wiwoho

Pengamat Hukum dan Pembangunan, Hardjuno Wiwoho

MATAINDONESIA.CO.ID, JAKARTA — Kasus pemasangan pagar laut di Tangerang dan Bekasi hingga kini masih menggantung tanpa kejelasan arah penyelesaiannya. Pengamat Hukum dan Pembangunan, Hardjuno Wiwoho, menegaskan perlunya tindakan konkret dari aparat penegak hukum agar polemik ini segera mendapat kepastian hukum. Menurutnya, negara harus menunjukkan bahwa hukum adalah panglima, bukan kepentingan pengusaha atau birokrasi yang bermain di balik layar.

“Perlu ada lembaga penegak hukum yang memimpin penyelesaian kasus ini, apakah itu Kejaksaan Agung atau Kepolisian. Publik membutuhkan kepastian bahwa penegakan hukum berjalan dan tidak sekadar berkutat pada urusan administratif yang melibatkan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),” ujar Hardjuno dalam rilis pers di Jakarta, Senin (3/2/2025).

Hardjuno menyoroti langkah Kementerian ATR di bawah kepemimpinan Nusron Wahid yang membatalkan sertifikat terkait kasus pagar laut. Menurutnya, meskipun ini merupakan langkah administratif, penyelesaian kasus seharusnya tidak berhenti di sana. Negara harus bertindak tegas untuk memastikan bahwa aspek pidana dalam kasus ini juga diusut tuntas.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Masalah administratif memang bagian dari penegakan hukum, tetapi publik ingin melihat bahwa negara benar-benar menangani kasus ini dari sisi pidananya. Presiden sudah memerintahkan pengusutan tuntas, dan ada indikasi kuat pelanggaran hukum dalam kasus ini. Oleh karena itu, aparat penegak hukum harus mengambil peran utama dalam menyelesaikannya,” tegasnya.

Selain itu, Hardjuno mengkritik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dinilai kurang tegas dalam melindungi kepentingan rakyat, terutama nelayan dan masyarakat pesisir yang terdampak akibat pemasangan pagar laut. Menurutnya, KKP seharusnya lebih berpihak pada masyarakat ketimbang kepentingan segelintir elite.

“Sudah cukup jatah bagi para konglomerat dan birokrat yang bermain di belakang layar. Sekarang saatnya hukum benar-benar ditegakkan agar investasi yang masuk sesuai aturan dan membawa manfaat bagi rakyat serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujarnya.

Hardjuno juga menekankan bahwa di era kepemimpinan Prabowo Subianto, penegakan hukum harus lebih tegas agar memberikan kepastian kepada publik dan investor. Menurutnya, Indonesia tengah menghadapi tantangan ekonomi yang besar, sehingga menarik investasi sehat menjadi langkah krusial dibanding hanya mengandalkan belanja negara dan konsumsi rumah tangga.

“Investor, baik domestik maupun asing, harus merasa aman bahwa Indonesia memiliki kepastian hukum. Mereka tidak boleh takut untuk menanamkan modalnya jika sesuai aturan. Sebaliknya, bagi mereka yang kerap mengakali hukum, ini adalah waktu yang tepat bagi negara untuk menunjukkan bahwa era mereka sudah berakhir,” lanjutnya.

Melalui tindakan tegas dalam kasus pagar laut, pemerintah diharapkan mampu membuktikan bahwa hukum tetap menjadi panglima, bukan alat bagi segelintir kelompok untuk menguasai sumber daya secara ilegal. (ki)

Facebook Comments Box

Editor : Kiki

Berita Terkait

Organisasi Pemuda Lintas Iman Apresiasi Respons Cepat Presiden Prabowo, Ansor Instruksikan Kader Jaga Kampung
Warga Gelar Aksi di KPK, Desak Penetapan Bupati Pati Sudewo sebagai Tersangka
Anggota DPR yang dinonaktifkan Partainya masih mendapat gaji, begini kata pakar …
Resmi Daftar Caketum Fokusmaker, Andi Muh. Riski Siap Lanjutkan Kepemimpinan Ali Ghiffar Putra Rinanto
Zohran Mamdani: Muslim Keturunan India yang Ukir Sejarah sebagai Wali Kota New York
Kaesang Pangarep Kembali Maju sebagai Calon Ketua Umum PSI, Tegaskan Jokowi Tak Ikut Bursa
Retret Gelombang Kedua Kepala Daerah Siap Digelar di IPDN Jatinangor, 6 Kepala Daerah Tak Siap
Wacana Pemakzulan Wapres Gibran Mencuat, Pakar Minta DPR Panggil Forum Purnawirawan TNI

Berita Terkait

Senin, 29 September 2025 - 16:34 WITA

Deklarasi di Shanghai, PB PORDI, KTC dan GP Ansor Bawa Domino Mendunia

Selasa, 2 September 2025 - 06:04 WITA

Organisasi Pemuda Lintas Iman Apresiasi Respons Cepat Presiden Prabowo, Ansor Instruksikan Kader Jaga Kampung

Senin, 1 September 2025 - 13:24 WITA

“Tambahan Syarat Bupati Majene untuk Pengukuhan Kades Melampaui Kewenangan” Oleh Parman (Ketua Palpasi Majene)

Senin, 1 September 2025 - 13:08 WITA

Warga Gelar Aksi di KPK, Desak Penetapan Bupati Pati Sudewo sebagai Tersangka

Senin, 1 September 2025 - 13:00 WITA

Anggota DPR yang dinonaktifkan Partainya masih mendapat gaji, begini kata pakar …

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 06:53 WITA

Sekretaris Jenderal BPP KKMSB, Isra D Pramulya: Utamakan Perdamaian, Tolak Provokasi Anarkis, Jaga Persatuan Bangsa

Rabu, 27 Agustus 2025 - 17:32 WITA

Andi Muh. Riski AD Pemuda Pelopor Desa Sulawesi Barat yang punya semangat membangun Daerah mulai dari Desa

Rabu, 27 Agustus 2025 - 14:28 WITA

Jelajahi Kekayaan Sulawesi Barat: Budaya, Kuliner, dan Seni Khas Mandar Hadir di “Discover Nusantara” Hotel Borobudur

Berita Terbaru