Sepi Pelanggan, Pasar Jatinegara Kian Tergerus Zaman Digital

- Editorial Team

Jumat, 4 Juli 2025 - 16:44 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kondisi Pasar Jatinegara

Kondisi Pasar Jatinegara

Jakarta – MataIndonesia. Aktivitas perdagangan di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, yang dikenal sebagai salah satu pasar tradisional tertua di Ibu Kota, kini menunjukkan penurunan jumlah pengunjung yang signifikan. Pantauan CNBC Indonesia pada Jumat (4/7/2025) mengungkapkan bahwa meski masih terdapat keramaian di beberapa titik, secara umum suasana pasar cenderung sepi.

Keramaian masih tampak di depan pintu utama pasar di Jalan Matraman Raya, tempat sejumlah toko dan pedagang kaki lima menjajakan aneka kebutuhan rumah tangga, perlengkapan bayi, hingga alas kaki. Namun, sebagian besar pengunjung hanya terlihat mengerumuni toko-toko seragam sekolah, seiring musim masuk sekolah yang semakin dekat.

Memasuki area dalam pasar, sepinya pengunjung mulai terasa. Di lantai dasar gedung utama, toko-toko pakaian dan tekstil masih beroperasi namun dengan aktivitas pembeli yang jauh menurun dibanding masa lalu. Hal serupa terjadi di lantai satu yang didominasi oleh pedagang pakaian anak-anak, hingga lantai dua yang dipenuhi penjual sepatu dan sandal, namun justru lebih lengang. Bahkan, banyak ruko di lantai dua dan tiga sudah tidak lagi beroperasi.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Sudah setahun terakhir sepi. Saat pandemi dulu malah lebih ramai daripada sekarang,” keluh Taslim, pedagang pakaian di lantai dasar. Ia menilai pergeseran pola belanja masyarakat ke platform daring menjadi salah satu faktor utama menurunnya kunjungan konsumen ke pasar fisik.

Taslim menambahkan bahwa era digital memaksa pelaku usaha untuk beradaptasi. “Kalau nggak bisa ikut perubahan, ya bisa ditinggal. Tapi kami sudah mulai ikut jualan online juga, jadi masih bisa bertahan walaupun pasar fisik sepi,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Rima, pedagang alas kaki di lantai dua. Ia mengakui sejak pandemi dan menjamurnya e-commerce, tokonya makin jarang didatangi pembeli. Meski enggan beralih ke platform digital karena alasan teknis, Rima memilih bertahan di lokasi lamanya. “Kalau pindah belum tentu lebih baik, di sini setidaknya masih ada pemasukan meski kecil,” katanya.

Sementara itu, Marni, petugas keamanan pasar, membenarkan adanya penurunan pengunjung. Ia menyebut suasana yang tampak ramai di beberapa titik lebih banyak disebabkan oleh aktivitas pedagang, karyawan, dan kuli angkut, bukan oleh konsumen.

Meski begitu, pasar ini masih memiliki daya tarik sejarah. Pasar Jatinegara—dulu dikenal sebagai Meester Passer—telah berdiri sejak 1661, didirikan oleh Meester Cornelis Senen, seorang guru Kristen keturunan Portugis. Kawasan ini dulunya menjadi sentra perdagangan di tepian Kali Ciliwung, dan masih bertahan hingga kini meskipun tantangan zaman semakin berat.

Pasar Jatinegara kini lebih banyak melayani penjualan grosir, baik secara kodian maupun lusinan, meskipun tetap menyediakan pembelian eceran. Namun tanpa inovasi dan adaptasi terhadap perubahan perilaku konsumen, pasar bersejarah ini bisa saja semakin kehilangan gaungnya di masa mendatang.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

UMP 2026 Rampung Dibahas: Pemerintah Finalkan Formula Baru, Pengumuman Menunggu Waktu
Purbaya Yudhi Sadewa “Koboi Reformasi” Kementerian Keuangan: Meruntuhkan Mitos Sri Mulyani dan Menghidupkan Optimisme Baru Ekonomi Indonesia
Menkeu Purbaya Ultimatum Bea Cukai: Terancam Dibekukan dan 16 Ribu Pegawai Dirumahkan Jika Reformasi Gagal
Pemerintah Sahkan Perpres 79/2025: Gaji PNS Resmi Naik, 10 Tunjangan Baru Diperkuat
H. Abdul Wahab, Politisi dari Rakyat, untuk Rakyat, dengan Aksi Nyata.
Mensos Gus Ipul Kukuhkan Pengurus Nasional Karang Taruna 2025–2030, “Momentum Arah Baru Pemberdayaan Sosial Indonesia”
Mendagri dan Mensos Sepakat Integrasikan Puskesos dengan Posyandu di Seluruh Desa
Harta Rp 972 M Disorot Publik, Sherly Tjoanda Tegaskan Semua Saham Tambang Sudah Transparan di LHKPN

Berita Terkait

Minggu, 30 November 2025 - 17:23 WITA

Viral Kayu Gelondongan Terbawa Banjir di Sumut, Anggota DPR Desak Pemerintah Bentuk Tim Investigasi Nasional

Minggu, 30 November 2025 - 15:41 WITA

Istri Gubernur Aceh Terjebak Banjir Dua Hari di SPBU: “Keadaan Sangat Darurat, Banyak Ibu dan Anak Butuh Bantuan”

Minggu, 30 November 2025 - 15:27 WITA

Penjarahan Gudang Bulog Sarudik Sibolga Dipicu Isolasi Wilayah dan Krisis Pangan Pasca Banjir–Longsor

Jumat, 28 November 2025 - 01:29 WITA

Banjir Bandang dan Longsor Isolasi Tapanuli Tengah: Akses Darat Lumpuh Total, Warga Mengungsi dalam Kondisi Memprihatinkan

Kamis, 27 November 2025 - 23:22 WITA

Kasus Dugaan Perselingkuhan dan Pernikahan Siri, Pengakuan Insanul Fahmi Picu Polemik Baru di Publik

Rabu, 26 November 2025 - 22:20 WITA

Bencana Banjir dan Longsor di Tapanuli Raya: Delapan Warga Meninggal, Ribuan Mengungsi akibat Pengaruh Siklon Tropis KOTO dan Bibit Siklon 95B

Minggu, 23 November 2025 - 07:57 WITA

Gus Yahya Tanggapi Tuduhan Terafiliasi Zionisme, Sementara Dokumen Pemakzulan Masih Dipertanyakan Keabsahannya

Jumat, 21 November 2025 - 02:57 WITA

GEMPARKAN SULSEL! KANTOR GUBERNUR DIGELEDAH KEJATI: SOSOK ANDI SUDIRMAN SULAIMAN DISOROT PUBLIK

Berita Terbaru