MataIndonesia-Banten. Upaya mitigasi perubahan iklim terus diperkuat melalui aksi nyata di tingkat desa. Pada Sabtu (15/11), berlangsung kegiatan Focus Group Discussion (FGD) “Mitigasi Perubahan Iklim melalui Penanaman Mangrove Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Desa Situregen” yang diselenggarakan di Aula Kantor Desa Situregen, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak.
Kegiatan ini menjadi wadah dialog bersama antara pemerintah desa Situregen, Pemerintah Kecamatan Panggarangan, Komunitas Lingkungan, Destana, serta masyarakat pesisir untuk merumuskan strategi penanaman mangrove yang tidak hanya berfungsi sebagai benteng alami pesisir, tetapi juga memberi dampak ekonomi, sosial, dan ekologi bagi warga.
FGD dipandu oleh Irfan Budiono, founder KPPL, sekaligus Pemuda Pelopor Desa Nasional yang juga bertugas sebagai PIC Program yang berstatus sebagai Mahasiswa Ilmu Perikanan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Dalam pemaparannya, Irfan menekankan bahwa mangrove merupakan salah satu solusi paling efektif dalam menghadapi perubahan iklim, mengingat kemampuannya menyerap karbon, meredam gelombang, mencegah abrasi, serta menjaga ekosistem pesisir yang akan berdampak pada kehidupan masyarakat pesisir.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Penanaman mangrove harus berbasis pemberdayaan agar masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya, baik dari sisi lingkungan maupun kesejahteraan,” ujar Irfan dalam sesi diskusi.
Acara yang berlangsung pukul 13.30–15.00 WIB tersebut mendapat antusiasme tinggi dan respon positif dari para peserta dan masyarakat. Selain membahas strategi penanaman dan pengelolaan mangrove, FGD ini juga menggaris bawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendukung target nasional, termasuk agenda Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
Melalui kegiatan ini, Desa Situregen diharapkan dapat menjadi model desa pesisir yang resilien dan berkelanjutan, dengan masyarakat sebagai aktor utama penggerak pelestarian lingkungan.












