MATAINDONESIA.CO.ID, Mamuju — Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menyambut komitmen besar Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI yang akan menghadirkan 50 lokasi khusus (lokus) Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di wilayah Sulawesi Barat. Langkah strategis ini dinilai menjadi energi baru dalam memperkuat gerakan literasi daerah sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia berbasis komunitas.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Barat, Mustari Mula, menyampaikan bahwa Kepala Perpusnas RI Aminuddin Azis memberikan perhatian khusus bagi Sulbar sebagai bagian dari akselerasi pembangunan literasi nasional.
“Sebagai upaya memperkuat literasi dan pengembangan SDM berbasis komunitas, Kepala Perpusnas berkomitmen menghadirkan 50 lokus KKN Tematik di Sulbar. Pemerintah provinsi menyambut sangat baik dan siap menjadi ruang kolaboratif bagi perguruan tinggi dan pemda,” ujar Mustari di Mamuju, Minggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemprov Sulbar menilai program ini akan menjadi wadah penting bagi mahasiswa untuk menerapkan capaian akademik secara langsung di tengah masyarakat. Kehadiran para mahasiswa diharapkan mampu mendorong budaya literasi yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.
“Program ini kami pandang strategis karena dapat memperkuat ekosistem literasi di akar rumput. Selain itu, mahasiswa menjadi katalis dalam meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan mengakses informasi di berbagai komunitas,” lanjut Mustari.
Program ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan literasi daerah melalui Program Sulbar Mandarras, yang menjadi payung gerakan literasi berbasis komunitas di seluruh kabupaten/kota.
Inisiatif menghadirkan 50 lokus KKN Tematik merupakan bagian dari strategi nasional Perpusnas untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM). Pendekatan ini mengedepankan sinergi multipihak—pemerintah daerah, perguruan tinggi, komunitas lokal, hingga relawan literasi.
“Kolaborasi multipihak menjadi kunci keberhasilan implementasi program ini. Keberlanjutan kegiatan literasi harus dijaga agar tetap kreatif, inovatif, dan sesuai kebutuhan masyarakat,” kata Mustari.
Mustari berharap kehadiran program ini mampu menumbuhkan generasi yang memiliki kemampuan literasi tinggi, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global di era digital.
“Kami berharap KKN Tematik di Sulbar melahirkan generasi literasi yang adaptif dan mampu membaca perubahan zaman. Sulbar harus menjadi daerah dengan ekosistem literasi yang kuat dan inklusif,” tegasnya.
KKN Tematik merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan fokus pada satu isu spesifik, seperti literasi, kesehatan, lingkungan, hingga pemberdayaan ekonomi lokal. Berbeda dari KKN reguler, KKN Tematik dirancang untuk mendukung penelitian, memiliki arah program yang lebih terukur, dan menjawab persoalan secara sistematis.
Dengan adanya 50 lokasi khusus KKN Tematik di Sulbar, pemerintah dan Perpusnas menilai program ini akan menjadi fondasi penting dalam memperkuat kualitas pendidikan nonformal serta membangun budaya literasi yang berdampak jangka panjang.













