Kisah Hafitar, Siswa SD yang Viral Berangkat Subuh dari Tangerang ke Klender: Keteguhan Hati, Cinta Ibu, dan Gotong Royong Sekolah

- Editorial Team

Selasa, 25 November 2025 - 00:52 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Screencapture Siswa SD yang berangkat sendirian naik KRL (sumber Detik.com)

Screencapture Siswa SD yang berangkat sendirian naik KRL (sumber Detik.com)

MATAINDONESIA.CO.ID, JAKARTA — Publik dibuat haru sekaligus terpanggil oleh kisah Hafitar, siswa SD asal Tangerang yang viral karena berangkat sekolah seorang diri menggunakan KRL setiap subuh menuju Klender, Jakarta Timur. Video yang memperlihatkan tubuh mungilnya berseragam merah-putih di antara para pekerja dewasa menyebar cepat di media sosial dan memicu gelombang simpati masyarakat.

Hafitar, yang kini tinggal di Parung Jaya, Kota Tangerang, setiap hari menempuh perjalanan jauh naik KRL menuju sekolahnya di Klender. Dalam video yang viral, ia tampak berdiri di peron stasiun bersama penumpang dewasa, naik kereta dari Tangerang, transit, lalu melanjutkan perjalanan hingga Stasiun Klender.

Mimik tenang dan caranya menggunakan Commuter Line membuat banyak orang tak menyangka bahwa ia masih duduk di kelas sekolah dasar.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Pendidikan Kecamatan Duren Sawit, Farida Farhah, menjelaskan alasan Hafitar harus menempuh perjalanan ekstrem setiap hari.

Menurut Farida, Hafitar sebelumnya tinggal di Kampung Sumur, Klender—hanya beberapa menit dari sekolahnya. Namun kehidupannya berubah sejak ayahnya meninggal lima tahun lalu. Ibunya kemudian mendapatkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga (ART) di wilayah Tangerang pada September 2025.

“Karena mereka ngontrak di Klender dan ibunya harus bekerja, mau tidak mau Hafitar ikut pindah ke Tangerang,” ujar Farida, Senin (24/11/2025).

Pada awalnya sang ibu mengantar-jemput Hafitar setiap hari menggunakan KRL. Setelah Hafitar hafal rute dan dinilai cukup mandiri, barulah ia dilepas untuk berangkat sendiri.

Ibunya membekali Hafitar kartu Commuter Line dan JakLingko, serta berkoordinasi dengan petugas Stasiun Parung Panjang, Tanah Abang, hingga Buaran untuk memastikan keselamatannya.

Perjalanan pulang-pergi sejauh itu tentunya membuat pihak sekolah khawatir. Bahkan jauh sebelum kisah ini viral, pihak sekolah telah menyarankan agar Hafitar pindah sekolah pada semester berikutnya.

Namun Hafitar menolak tegas.

“Dia bilang gurunya baik, teman-temannya juga. Ibunya pun nyaman dengan lingkungan orang tua murid di sini,” kata Farida.

Bahkan beberapa guru dan orang tua murid sudah menawarkan Hafitar untuk tinggal sementara bersama mereka agar tidak perlu menempuh perjalanan jauh. Namun sang ibu selalu menolak karena tidak ingin merepotkan.

Setelah Viral, Sekolah Bergerak: Hafitar Kini Tinggal Bersama Teman Sekolah

Lonjakan perhatian publik membuat situasi berubah. Setelah diskusi panjang antara pihak sekolah, orang tua murid, dan ibu Hafitar, akhirnya disepakati bahwa Hafitar tinggal sementara di rumah salah satu teman sekolahnya.

“Setelah viral, kami ambil inisiatif merawat Hafitar bersama. Hari Minggu kemarin dia akhirnya bersedia tinggal di rumah salah satu temannya,” jelas Farida.

Kini Hafitar diantar-jemput oleh keluarga temannya setiap hari dan dapat bersekolah tanpa harus berangkat subuh dan bepergian lintas kota sendirian.

Kisah Hafitar mencuri hati banyak orang karena memperlihatkan:

  • Kemandirian luar biasa seorang anak SD

  • Pengorbanan ibu tunggal yang bekerja keras setelah kehilangan suami

  • Keteguhan hati seorang murid yang tak ingin kehilangan sekolah dan teman-temannya

  • Gotong royong sekolah dan masyarakat dalam membantu

Di tengah kesibukan kota besar, cerita ini menjadi pengingat bahwa kepedulian masih nyata, dan bahwa anak-anak seperti Hafitar membutuhkan dukungan bersama untuk tumbuh dan belajar.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Prabowo Subianto Tekankan Pentingnya Ketegasan Guru dan Pendidikan Kesopanan Siswa
Dua Kali Beruntun Juara Umum Pimnas: Unhas Mantapkan Status Kampus Unggul Nasional
Ferdiansyah: Penguatan Budaya di Sekolah Jadi Benteng Hadapi Krisis Moral Generasi Muda
Perpusnas Siapkan 50 Lokus KKN Tematik di Sulawesi Barat, Perkuat Ekosistem Literasi Berbasis Komunitas
UGM Tegaskan Seluruh Proses Layanan Informasi Publik Soal Dokumen Akademik Presiden Jokowi Sudah Sesuai Regulasi
Kepala Perpusnas RI Dijadwalkan Hadir pada Festival Literasi Sulbar 2025: Bedah Buku & Pengukuhan Bunda Literasi Jadi Agenda Utama
Transformasi Pendidikan Nasional: Peluncuran Program Digitalisasi Pembelajaran
Andi Muh. Riski AD Pemuda Pelopor Desa Sulawesi Barat yang punya semangat membangun Daerah mulai dari Desa

Berita Terkait

Minggu, 30 November 2025 - 17:23 WITA

Viral Kayu Gelondongan Terbawa Banjir di Sumut, Anggota DPR Desak Pemerintah Bentuk Tim Investigasi Nasional

Minggu, 30 November 2025 - 15:41 WITA

Istri Gubernur Aceh Terjebak Banjir Dua Hari di SPBU: “Keadaan Sangat Darurat, Banyak Ibu dan Anak Butuh Bantuan”

Minggu, 30 November 2025 - 15:27 WITA

Penjarahan Gudang Bulog Sarudik Sibolga Dipicu Isolasi Wilayah dan Krisis Pangan Pasca Banjir–Longsor

Jumat, 28 November 2025 - 01:29 WITA

Banjir Bandang dan Longsor Isolasi Tapanuli Tengah: Akses Darat Lumpuh Total, Warga Mengungsi dalam Kondisi Memprihatinkan

Kamis, 27 November 2025 - 23:22 WITA

Kasus Dugaan Perselingkuhan dan Pernikahan Siri, Pengakuan Insanul Fahmi Picu Polemik Baru di Publik

Rabu, 26 November 2025 - 22:20 WITA

Bencana Banjir dan Longsor di Tapanuli Raya: Delapan Warga Meninggal, Ribuan Mengungsi akibat Pengaruh Siklon Tropis KOTO dan Bibit Siklon 95B

Minggu, 23 November 2025 - 07:57 WITA

Gus Yahya Tanggapi Tuduhan Terafiliasi Zionisme, Sementara Dokumen Pemakzulan Masih Dipertanyakan Keabsahannya

Jumat, 21 November 2025 - 02:57 WITA

GEMPARKAN SULSEL! KANTOR GUBERNUR DIGELEDAH KEJATI: SOSOK ANDI SUDIRMAN SULAIMAN DISOROT PUBLIK

Berita Terbaru