Jakarta – MataIndonesia. Ketegangan militer terbaru antara dua negara bersenjata nuklir, India dan Pakistan, kembali mengguncang dunia. Serangan udara India ke sembilan titik di wilayah Pakistan dan Kashmir Pakistan pada Rabu (7/5/2025) menuai respons keras dari berbagai pemimpin dunia. Meski India mengklaim hanya menyasar kelompok teroris pelaku serangan 22 April di Pahalgam, Kashmir, dunia internasional menyerukan agar kedua negara menahan diri demi mencegah konflik yang lebih luas.
Militer India menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan bentuk penegakan keadilan atas insiden Pahalgam yang menewaskan 26 warga, termasuk turis India dan Nepal. Namun, balasan artileri berat dari pihak Pakistan menandai babak baru dalam krisis yang sudah berlangsung selama beberapa dekade ini.
Berikut adalah tanggapan sejumlah negara atas memanasnya situasi di Asia Selatan:
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Amerika Serikat
Presiden Donald Trump menyebut serangan India sebagai “hal yang memalukan” dan menyerukan agar konflik ini segera berakhir. “Mereka telah bertempur selama berabad-abad. Saya hanya berharap ini berakhir dengan sangat cepat,” ujarnya dari Ruang Oval.
China
Sebagai negara tetangga sekaligus sekutu Pakistan, China menyesalkan eskalasi militer ini. Beijing menyerukan agar India dan Pakistan memprioritaskan perdamaian dan stabilitas, serta menghindari langkah-langkah yang dapat memperkeruh situasi.
Rusia
Moskow menyuarakan keprihatinan serius dan meminta kedua negara menahan diri untuk mencegah memburuknya situasi. Rusia juga mendorong penyelesaian melalui jalur diplomatik.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut situasi ini sangat mengkhawatirkan dan menegaskan bahwa dunia tidak dapat menanggung risiko konfrontasi terbuka antara India dan Pakistan. Ia menyerukan penahanan diri maksimal dari kedua pihak.
Jepang
Mewakili Pemerintah Jepang, Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengutuk aksi terorisme di Kashmir pada 22 April lalu, namun juga mengingatkan bahwa aksi balasan militer dapat memicu konflik yang lebih luas. Ia mendesak dialog damai demi stabilitas regional.
Israel
Duta Besar Israel untuk India, Reuven Azar, menyuarakan dukungan penuh terhadap langkah India. “Teroris harus tahu tidak ada tempat aman bagi kejahatan mereka,” katanya, menyebut serangan India sebagai bagian dari perang melawan terorisme.
Prancis
Menteri Luar Negeri Jean-Noel Barrot menyerukan penahanan diri dari kedua belah pihak, mengingat potensi kehancuran dari konflik berkepanjangan antar dua kekuatan militer besar.
Uni Emirat Arab (UEA)
Menteri Sheikh Abdullah bin Zayed juga menekankan pentingnya meredakan ketegangan, seraya mengingatkan bahwa konflik ini dapat mengancam perdamaian kawasan dan dunia.
Turki
Ankara memperingatkan bahwa serangan militer India menciptakan risiko pecahnya “perang total”. Turki menyerukan investigasi atas serangan teroris 22 April dan meminta semua pihak bertindak rasional.
Indonesia
Melalui pernyataan Kementerian Luar Negeri, Indonesia menyerukan penahanan diri dan penyelesaian konflik melalui dialog. Pemerintah RI juga mengimbau warga negaranya di India dan Pakistan untuk tetap waspada dan menghindari area konflik.
Iran
Iran menyuarakan “keprihatinan mendalam” atas eskalasi yang terjadi dan menawarkan diri untuk menjadi mediator, mengingat posisinya yang memiliki hubungan baik dengan kedua negara.
Krisis India–Pakistan kali ini bukan hanya ujian bagi kawasan Asia Selatan, tetapi juga bagi stabilitas geopolitik global. Saat dunia masih bergulat dengan tantangan keamanan lainnya, seruan untuk menahan diri dan membuka ruang dialog menjadi sangat krusial untuk mencegah konflik yang lebih besar dan lebih berbahaya.