AS Akan Cabut Visa Mahasiswa China Secara Agresif, Harvard Ikut Terdampak

- Editorial Team

Kamis, 29 Mei 2025 - 23:10 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Donald Trump Presiden Amerika

Donald Trump Presiden Amerika

Jakarta – MataIndonesia. Pemerintahan Presiden Donald Trump mengumumkan langkah tegas terhadap mahasiswa asal Tiongkok, dengan rencana pencabutan visa secara agresif bagi mereka yang dianggap memiliki keterkaitan dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT) atau tengah menempuh studi di bidang strategis.

Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, menyusul kritik dari Beijing atas keputusan Amerika Serikat yang sebelumnya menangguhkan sementara penerbitan visa untuk mahasiswa asing.

“Amerika Serikat akan secara agresif mencabut visa bagi mahasiswa Tiongkok, termasuk mereka yang terkait dengan Partai Komunis atau yang sedang belajar di sektor-sektor strategis,” tegas Rubio dalam pernyataan yang dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pengetatan Visa dan Revisi Kebijakan Imigrasi Akademik

Rubio menambahkan bahwa pemerintah AS akan merevisi kriteria pengajuan visa bagi warga negara dari Tiongkok dan Hong Kong, guna meningkatkan pengawasan terhadap aplikasi visa dari kedua wilayah tersebut.

Langkah ini menjadi bagian dari kebijakan luar negeri dan keamanan nasional pemerintahan Trump yang menganggap infiltrasi akademik sebagai ancaman strategis, terutama di bidang teknologi, riset pertahanan, dan intelijen.

Mahasiswa China: Pilar Ekonomi Kampus AS

Mahasiswa asal Tiongkok selama ini menjadi kelompok internasional terbesar di kampus-kampus Amerika. Data tahun akademik 2023–2024 mencatat 277.398 mahasiswa China sedang menempuh pendidikan di AS. Meski demikian, untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, India melampaui China dalam jumlah mahasiswa di AS.

Universitas-universitas di Amerika sangat bergantung pada mahasiswa internasional yang membayar biaya pendidikan penuh. Kebijakan imigrasi yang lebih ketat diperkirakan dapat mengganggu stabilitas finansial banyak lembaga pendidikan tinggi, termasuk universitas elite.

Harvard Terkena Dampak Langsung

Ketegangan antara pemerintah Trump dan institusi pendidikan juga kian memanas setelah pada Kamis (22 Mei) lalu, Trump mencabut izin Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa internasional. Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, memerintahkan penghentian sertifikasi Program Mahasiswa dan Pertukaran (SEVP) Harvard untuk tahun akademik 2025–2026.

Selain itu, pendanaan federal senilai US$3 miliar (sekitar Rp48 triliun) untuk Harvard juga dibekukan. Pemerintah menuding universitas tersebut menyebarkan kekerasan, antisemitisme, dan memiliki hubungan dengan Partai Komunis Tiongkok. Akibatnya, Harvard melayangkan gugatan balik kepada pemerintah AS, menuntut agar dana tersebut dikembalikan.

Langkah Berulang, Tapi Semakin Eskalatif

Kebijakan pengetatan terhadap mahasiswa China bukan hal baru dalam masa pemerintahan Trump. Pada periode sebelumnya, kebijakan serupa telah diterapkan, namun lebih terbatas pada mahasiswa yang berada di bidang riset militer dan teknologi tinggi. Kini, langkah tersebut diambil lebih luas dan agresif, berpotensi memengaruhi ribuan pelajar Tiongkok di berbagai bidang studi.

Kebijakan ini dinilai sebagai bagian dari strategi “decoupling” atau pemisahan strategis antara AS dan Tiongkok, yang mencakup sektor pendidikan, ekonomi, dan teknologi.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Gus Yahya Reshuffle Pengurus PBNU: Gus Ipul Diganti, Struktur Tanfidziyah Dirombak
Prabowo Subianto Tekankan Pentingnya Ketegasan Guru dan Pendidikan Kesopanan Siswa
Dua Kali Beruntun Juara Umum Pimnas: Unhas Mantapkan Status Kampus Unggul Nasional
Pertemuan Tertutup Jimly–Zulhas Bahas Amendemen UUD 1945 dan Reformasi Polri, PAN Diminta Beri Dukungan Politik
Ferdiansyah: Penguatan Budaya di Sekolah Jadi Benteng Hadapi Krisis Moral Generasi Muda
Misbakhun Lantik Sahrujani sebagai Ketua SOKSI Kalsel: Tegaskan Konsolidasi Ormas Pendiri Golkar hingga Daerah
Perpusnas Siapkan 50 Lokus KKN Tematik di Sulawesi Barat, Perkuat Ekosistem Literasi Berbasis Komunitas
Kisah Hafitar, Siswa SD yang Viral Berangkat Subuh dari Tangerang ke Klender: Keteguhan Hati, Cinta Ibu, dan Gotong Royong Sekolah

Berita Terkait

Minggu, 30 November 2025 - 17:23 WITA

Viral Kayu Gelondongan Terbawa Banjir di Sumut, Anggota DPR Desak Pemerintah Bentuk Tim Investigasi Nasional

Minggu, 30 November 2025 - 15:41 WITA

Istri Gubernur Aceh Terjebak Banjir Dua Hari di SPBU: “Keadaan Sangat Darurat, Banyak Ibu dan Anak Butuh Bantuan”

Minggu, 30 November 2025 - 15:27 WITA

Penjarahan Gudang Bulog Sarudik Sibolga Dipicu Isolasi Wilayah dan Krisis Pangan Pasca Banjir–Longsor

Jumat, 28 November 2025 - 01:29 WITA

Banjir Bandang dan Longsor Isolasi Tapanuli Tengah: Akses Darat Lumpuh Total, Warga Mengungsi dalam Kondisi Memprihatinkan

Kamis, 27 November 2025 - 23:22 WITA

Kasus Dugaan Perselingkuhan dan Pernikahan Siri, Pengakuan Insanul Fahmi Picu Polemik Baru di Publik

Rabu, 26 November 2025 - 22:20 WITA

Bencana Banjir dan Longsor di Tapanuli Raya: Delapan Warga Meninggal, Ribuan Mengungsi akibat Pengaruh Siklon Tropis KOTO dan Bibit Siklon 95B

Minggu, 23 November 2025 - 07:57 WITA

Gus Yahya Tanggapi Tuduhan Terafiliasi Zionisme, Sementara Dokumen Pemakzulan Masih Dipertanyakan Keabsahannya

Jumat, 21 November 2025 - 02:57 WITA

GEMPARKAN SULSEL! KANTOR GUBERNUR DIGELEDAH KEJATI: SOSOK ANDI SUDIRMAN SULAIMAN DISOROT PUBLIK

Berita Terbaru