MATAINDONESIA.CO.ID, GARUT – Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai Golkar, Ferdiansyah, kembali menegaskan pentingnya penguatan nilai-nilai budaya dalam sistem pendidikan nasional. Menurutnya, sekolah harus menjadi pusat pembentukan karakter generasi muda melalui internalisasi nilai luhur bangsa secara sistematis dan berkelanjutan.
Dalam keterangannya di Garut, Jawa Barat, Kamis (27/11/2025), kader senior SOKSI itu menilai bahwa arus perubahan sosial yang cepat membutuhkan pondasi nilai yang kokoh bagi pelajar.
“Pendidikan berbasis budaya dapat menjadi benteng terhadap berbagai tantangan zaman. Termasuk meningkatnya kasus perundungan, pelecehan seksual, dan dampak negatif dari penggunaan gawai berlebihan,” ujar Ferdiansyah.
Budaya sebagai Fondasi Pendidikan Karakter
Ferdiansyah menekankan bahwa nilai budaya bukan sekadar materi pelajaran, tetapi harus menjadi roh dari seluruh proses pembelajaran. Penguatan budaya, menurutnya, akan membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih beretika, berintegritas, dan memiliki identitas kebangsaan yang kuat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menggarisbawahi bahwa karakter unggul tidak cukup dibangun melalui aspek kognitif atau kecerdasan akademik saja, tetapi juga melalui pembiasaan sikap dan perilaku yang mencerminkan jati diri bangsa.
Lebih jauh, Ferdiansyah menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi budaya di satuan pendidikan merupakan platform strategis untuk mendorong sekolah mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam seluruh aktivitas pembelajaran.
“Tujuannya agar sekolah secara berkelanjutan mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam setiap aspek kegiatan belajar mengajar. Dengan begitu, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan membentuk pribadi siswa yang unggul,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan penguatan budaya berjalan efektif dan relevan dengan tantangan zaman.
Membangun Generasi Berkarakter di Era Digital
Ferdiansyah mengingatkan bahwa di tengah perkembangan teknologi dan keterbukaan informasi, generasi muda rentan mengalami krisis jati diri. Karena itu, sekolah harus mampu menyediakan ruang pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga menguatkan akar budaya dan moralitas.
Ia menyebut, integrasi budaya dalam pendidikan menjadi kunci untuk menjaga generasi Indonesia tetap berakar pada nilai luhur sambil tetap adaptif menghadapi perkembangan global.












