Jakarta – MataIndonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan dugaan serius terkait praktik sistematis di balik impor bahan bakar minyak (BBM) Indonesia. Dalam pernyataannya, ia mencurigai keterlibatan oknum pejabat dan pengusaha yang sengaja mengambil keuntungan besar dari aktivitas impor tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Bahlil dalam acara Energi Mineral Forum yang digelar di Hotel Kempinski, Jakarta, dan disiarkan secara langsung pada Sabtu (31/5). Ia menegaskan bahwa dugaan ini bukan sekadar asumsi, melainkan didukung oleh data yang dimilikinya.
“Saya ingin katakan bahwa ini by design. Menurut saya, hanya orang-orang yang tidak berpikir jauh yang mengatakan ini tidak by design,” ujar Bahlil dalam forum tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bahlil menyatakan bahwa pihaknya telah mengantongi sejumlah bukti yang mengindikasikan bahwa impor BBM, terutama dari Singapura, telah diatur secara terstruktur dan disengaja. Namun, ia menolak untuk mengungkapkan rincian bukti tersebut ke publik karena bersifat internal.
Lebih lanjut, Bahlil juga menyoroti tren penurunan produksi minyak mentah dalam negeri (lifting) yang menurutnya turut memperkuat kecurigaan bahwa ketergantungan Indonesia terhadap impor BBM merupakan bagian dari skenario yang disengaja.
“Ada indikasi permainan yang membuat kita terus tergantung pada impor. Ini terlihat dari terus turunnya lifting minyak nasional,” tambahnya.
Pernyataan Menteri Bahlil ini memperkuat kekhawatiran akan lemahnya kedaulatan energi nasional dan menyoroti perlunya transparansi serta evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola impor BBM di Indonesia.