Buruh Kritik Bantuan Subsidi Upah, Desak Pemerintah Fokus pada Lapangan Kerja dan Stabilitas Harga Pangan

- Editorial Team

Rabu, 28 Mei 2025 - 15:18 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

Jakarta – MataIndonesia. Kebijakan pemerintah untuk menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp150 ribu per bulan selama dua bulan menuai kritik dari kalangan serikat pekerja. Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (ASPIRASI) menilai kebijakan tersebut hanya bersifat sementara dan belum menjawab persoalan mendasar yang tengah dihadapi para buruh.

Presiden ASPIRASI, Mirah Sumirat, menegaskan bahwa pemerintah seharusnya tidak hanya fokus pada pemberian insentif jangka pendek, tetapi juga mendorong pembukaan lapangan kerja baru serta menstabilkan harga pangan yang semakin memberatkan masyarakat.

Nilai BSU Menurun, Buruh Harap Pemerintah Konsisten

Mirah membandingkan nilai BSU tahun ini dengan bantuan yang diberikan saat masa pandemi COVID-19, yang mencapai Rp600 ribu per penerima. Ia juga meminta agar pemerintah menggunakan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta sebagai acuan seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Saat itu UMP Jakarta dijadikan patokan untuk penyaluran BSU. Harapan kami, mekanisme itu tetap dipertahankan agar bantuan tepat sasaran,” ujar Mirah kepada KBR, Selasa (27/5/2025).

Ia menambahkan, kondisi ekonomi buruh saat ini berada dalam tekanan. Selain harga bahan pokok yang melambung, banyak pekerja yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal di berbagai sektor industri.

Lima Tuntutan ASPIRASI kepada Pemerintah

ASPIRASI mengajukan lima poin tuntutan kepada pemerintah sebagai respons atas kondisi yang dihadapi buruh:

  1. Memperpanjang durasi BSU hingga akhir Desember 2025.

  2. Memperluas cakupan bantuan sosial bagi buruh yang terkena PHK.

  3. Mendorong penciptaan lapangan kerja baru.

  4. Menurunkan harga pangan dan sembako hingga 20%.

  5. Menyediakan pelatihan keterampilan (re-skilling dan upskilling) gratis untuk buruh dan pencari kerja.

Ekonom: Insentif Sementara, Solusi Jangka Panjang Tetap Lapangan Kerja

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto, menyambut baik upaya stimulus pemerintah, tetapi mengingatkan bahwa insentif seperti BSU hanya bersifat sementara.

“Yang lebih penting adalah mendorong investasi agar tercipta lapangan kerja baru. Ini yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” ujar Eko.

Eko juga menyoroti pentingnya menjaga stabilitas harga, terutama untuk komoditas pangan, di tengah melemahnya daya beli masyarakat. Menurutnya, keberhasilan program insentif sangat tergantung pada ketepatan sasaran dan durasi pemberlakuan, mengingat keterbatasan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Ia juga mewanti-wanti potensi gejolak ekonomi global, termasuk kebijakan tarif Amerika Serikat yang bisa berdampak pada perekonomian domestik.

Parlemen Tekankan Reformasi Struktural, Bukan Sekadar Insentif

Dari perspektif legislatif, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Hanif Dhakiri, menyebutkan bahwa insentif seperti BSU memang dapat merangsang ekonomi dalam jangka pendek, asalkan tepat sasaran dan dikelola dengan baik.

Namun, Hanif mengingatkan bahwa untuk menghindari stagnasi ekonomi, pemerintah harus berani melakukan reformasi struktural. Ia menekankan pentingnya:

  • Perluasan lapangan kerja,

  • Penguatan perlindungan sosial,

  • Transformasi sektor produktif seperti industri, pertanian, dan UMKM digital,

  • Serta kebijakan fiskal ekspansif yang diarahkan pada pelatihan vokasi, infrastruktur dasar, dan hilirisasi industri.

“Keberanian melakukan transformasi ekonomi akan menentukan seberapa cepat kita keluar dari jebakan stagnasi,” tegasnya.

Konteks Ekonomi: Pertumbuhan Melambat, Insentif Diharapkan Jadi Pemicu

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 hanya mencapai 4,87 persen (yoy)—lebih rendah dibandingkan kuartal I 2024 (5,11%) dan kuartal IV 2024 (5,02%). Ini menjadi pertumbuhan terendah sejak tahun 2021.

Sebagai respons, pemerintah meluncurkan enam paket insentif yang akan dimulai pada 5 Juni 2025, untuk mendorong konsumsi domestik selama libur sekolah:

  1. Diskon transportasi: Kereta, pesawat, dan kapal laut.

  2. Diskon tarif tol hingga 20% untuk 110 juta kendaraan.

  3. Diskon listrik 50% bagi pelanggan rumah tangga ≤1300 VA.

  4. Tambahan bantuan sosial: Kartu Sembako Rp200.000 dan 10 kg beras untuk 18,3 juta keluarga.

  5. BSU Rp150.000/bulan bagi 17 juta pekerja bergaji ≤ Rp3,5 juta dan guru honorer.

  6. Diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 50% bagi sektor padat karya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa insentif ini dirancang untuk menjaga daya beli dan mendorong konsumsi masyarakat yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Pemberian insentif oleh pemerintah menjadi langkah darurat untuk menstimulasi konsumsi dalam situasi ekonomi yang melambat. Namun, berbagai pihak sepakat bahwa insentif bukanlah solusi utama.

Pembukaan lapangan kerja, stabilisasi harga pangan, dan reformasi sektor produktif menjadi strategi jangka panjang yang harus segera dijalankan untuk menjawab tantangan ekonomi Indonesia ke depan.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Deklarasi di Shanghai, PB PORDI, KTC dan GP Ansor Bawa Domino Mendunia
Organisasi Pemuda Lintas Iman Apresiasi Respons Cepat Presiden Prabowo, Ansor Instruksikan Kader Jaga Kampung
“Tambahan Syarat Bupati Majene untuk Pengukuhan Kades Melampaui Kewenangan” Oleh Parman (Ketua Palpasi Majene)
Warga Gelar Aksi di KPK, Desak Penetapan Bupati Pati Sudewo sebagai Tersangka
Anggota DPR yang dinonaktifkan Partainya masih mendapat gaji, begini kata pakar …
Atribut HMI dan GMNI terlihat sore ini di depan DPR
Sekretaris Jenderal BPP KKMSB, Isra D Pramulya: Utamakan Perdamaian, Tolak Provokasi Anarkis, Jaga Persatuan Bangsa
Andi Muh. Riski AD Pemuda Pelopor Desa Sulawesi Barat yang punya semangat membangun Daerah mulai dari Desa

Berita Terkait

Senin, 29 September 2025 - 16:34 WITA

Deklarasi di Shanghai, PB PORDI, KTC dan GP Ansor Bawa Domino Mendunia

Selasa, 2 September 2025 - 06:04 WITA

Organisasi Pemuda Lintas Iman Apresiasi Respons Cepat Presiden Prabowo, Ansor Instruksikan Kader Jaga Kampung

Senin, 1 September 2025 - 13:24 WITA

“Tambahan Syarat Bupati Majene untuk Pengukuhan Kades Melampaui Kewenangan” Oleh Parman (Ketua Palpasi Majene)

Senin, 1 September 2025 - 13:08 WITA

Warga Gelar Aksi di KPK, Desak Penetapan Bupati Pati Sudewo sebagai Tersangka

Senin, 1 September 2025 - 13:00 WITA

Anggota DPR yang dinonaktifkan Partainya masih mendapat gaji, begini kata pakar …

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 06:53 WITA

Sekretaris Jenderal BPP KKMSB, Isra D Pramulya: Utamakan Perdamaian, Tolak Provokasi Anarkis, Jaga Persatuan Bangsa

Rabu, 27 Agustus 2025 - 17:32 WITA

Andi Muh. Riski AD Pemuda Pelopor Desa Sulawesi Barat yang punya semangat membangun Daerah mulai dari Desa

Rabu, 27 Agustus 2025 - 14:28 WITA

Jelajahi Kekayaan Sulawesi Barat: Budaya, Kuliner, dan Seni Khas Mandar Hadir di “Discover Nusantara” Hotel Borobudur

Berita Terbaru