MATAINDONESIA.CO.ID, SURABAYA — Cuaca ekstrem yang melanda awal tahun 2025 ternyata berdampak pada meningkatnya minat masyarakat terhadap edukasi kebencanaan. Hal ini terlihat dari lonjakan jumlah kunjungan ke Taman Edukasi Bencana BPBD Jatim sepanjang Januari 2025, yang mencapai 791 orang. Angka ini mengalami peningkatan signifikan sebesar 59,7 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya, yang hanya mencatat 495 pengunjung. Jika dibandingkan dengan Januari 2023, lonjakan ini lebih drastis lagi, mengingat jumlah pengunjung saat itu hanya 245 orang.
Tidak hanya jumlah individu yang meningkat, jumlah lembaga yang melakukan kunjungan ke Taman Edukasi Bencana atau yang dikenal dengan sebutan Tenpina juga melonjak tajam. Jika pada 2023 hanya ada empat lembaga yang berkunjung, jumlah itu naik menjadi delapan di tahun 2024, dan kini mencapai 19 lembaga di awal 2025. Peningkatan ini menunjukkan semakin besarnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana sejak dini.
Salah satu lembaga yang turut serta dalam program edukasi ini adalah KB-TK Rumah Pendidikan Indonesia, Surabaya. Kepala sekolahnya, Afifatun Nisa’, mengungkapkan bahwa para siswanya sangat antusias mengikuti berbagai kegiatan di Tenpina. Mereka tidak hanya belajar mengenai jenis-jenis bencana, tetapi juga dapat merasakan langsung pengalaman menghadapi bencana melalui simulator gempa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Seru dan menarik sekali model pembelajarannya. Anak-anak juga sangat antusias,” ujar Afifatun Nisa’ saat berkunjung ke Tenpina akhir Januari lalu.
Selain KB-TK Rumah Pendidikan Indonesia, beberapa sekolah lain juga turut berpartisipasi dalam program edukasi ini, seperti KB-TK Al-Muslim Waru, Home Schooling Qorina Surabaya, KB-TK Dian Smart, Yayasan Rula Nusantara, SDN Lemah Putro 1 Sidoarjo, dan SDN Pepelegi Waru Sidoarjo. Kenya Caesar Ing Ayu, guru pendamping dari SDN Pepelegi Waru, menyampaikan apresiasinya terhadap edukasi yang diberikan BPBD Jatim.
“Terima kasih banyak BPBD Jatim. Anak-anak sangat antusias dan senang mendapat edukasi tentang bencana. Para petugasnya juga sangat ramah. Semoga berkenan nantinya SDN Pepelegi 1 berkunjung kembali,” ujar Kenya.
Selain sekolah, Taman Edukasi Bencana juga menarik minat lembaga kementerian, anggota dewan, serta relawan kebencanaan untuk memperdalam pemahaman mengenai mitigasi bencana. Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Gatot Soebroto, mengaku bersyukur atas meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya edukasi kebencanaan. Menurutnya, kegiatan ini merupakan upaya BPBD Jatim untuk memperkenalkan potensi bencana sejak dini serta membangun kapasitas masyarakat dalam mengurangi risiko bencana.
“Anak-anak adalah salah satu kelompok rentan dalam setiap kejadian bencana. Inilah ikhtiar kita agar indeks risiko bencana di Jatim bisa terus menurun,” harap Gatot Soebroto.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam edukasi kebencanaan ini menjadi langkah positif dalam memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana, sekaligus membangun budaya sadar bencana di Jawa Timur. (ki)
Editor : Kiki