Vatikan – MataIndonesia. Vatikan, 7 Mei 2025 — Vatikan akan menggelar konklaf, yakni proses pemilihan Paus yang baru, pada Rabu (7/5/2025) di Kapel Sistina, Vatikan. Konklaf ini dilangsungkan menyusul wafatnya Paus Fransiskus, Kepala Negara Vatikan sekaligus Pemimpin Gereja Katolik Dunia, pada Senin (21/4/2025).
Mengacu pada informasi dari akun resmi Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), konklaf dimulai dengan Misa Kudus pada pukul 10.00 waktu setempat atau 15.00 WIB. Misa ini diikuti oleh Dewan Kardinal sebagai bentuk permohonan kepada Roh Kudus untuk membimbing proses pemilihan. Setelah misa, para kardinal akan melantunkan Veni Creator, menutup pintu Kapel Sistina, dan memulai proses pemilihan Paus.
Menurut laporan Kompas.id, konklaf kali ini diikuti oleh 133 kardinal dari seluruh dunia yang memenuhi syarat, yakni berusia di bawah 80 tahun. Para peserta disebut kardinal elektor, yang memiliki hak memilih dan dipilih sebagai Paus baru. Indonesia turut mengirimkan satu wakil, yaitu Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selama proses konklaf berlangsung, para kardinal tidak diperkenankan meninggalkan Kapel Sistina hingga Paus baru terpilih. Seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara dari total elektor untuk dinyatakan sebagai Paus baru. Tanda terpilihnya Paus ditandai dengan keluarnya asap putih dari cerobong Kapel Sistina, setelah itu Paus baru akan menyapa umat Katolik dari Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Beberapa nama kardinal disebut-sebut sebagai kandidat kuat pengganti Paus Fransiskus:
- Kardinal Mateo Zuppi (69 tahun) – Uskup Agung Bologna, Italia
Dikenal dekat dengan Paus Fransiskus, Zuppi dianggap sebagai kandidat kuat. Ia diangkat sebagai Uskup Agung Bologna oleh Paus pada 2015, lalu menjabat sebagai Presiden Konferensi Uskup pada 2022. Pada 2023, ia ditunjuk sebagai utusan perdamaian untuk konflik Ukraina. - Kardinal Pietro Parolin (70 tahun) – Menteri Luar Negeri Vatikan
Digambarkan oleh media Italia sebagai penerus Paus Fransiskus, Parolin adalah diplomat senior Vatikan yang pernah bertugas di Venezuela, Nigeria, dan Meksiko. Ia dikenal sebagai sosok moderat yang menekankan demokrasi, hak asasi manusia, dan kemanusiaan. - Kardinal Robert Francis Prevost (69 tahun) – Amerika Serikat
Meski belum pernah ada Paus dari Amerika, Prevost menjadi kandidat karena menjabat sebagai kepala kelompok penasihat utama Paus dalam penunjukan uskup. Ia juga pernah menjadi misionaris di Peru sebelum memegang peran penting di Vatikan. - Kardinal Luis Antonio Gokim Tagle (69 tahun) – Filipina
Mantan Uskup Agung Manila ini telah lama dikenal sebagai figur menonjol di Gereja Katolik sejak diangkat pada 1997 ke dalam kelompok teolog terpilih. Jika terpilih, ia akan menjadi Paus pertama dari Asia. - Kardinal Peter Kodwo Appiah Turkson (76 tahun) – Ghana
Turkson adalah penasihat penting dalam penyusunan ensiklik Laudato Si’ mengenai lingkungan hidup. Ia dikenal sebagai tokoh yang konsisten memperjuangkan keadilan sosial dan lingkungan, serta mewakili semangat progresif Fransiskus.
Rangkaian proses konklaf ini menjadi perhatian dunia, mengingat pemilihan Paus baru akan membawa arah dan visi baru bagi Gereja Katolik global.
Sumber Berita : Kompas.com